Dalam
rangka memperingati Hari Statistik Nasional
(HSN), pada tanggal 24 September 2020 BPS Provinsi
Gorontalo mengadakan webinar
dengan tema “Menilik Geliat E-Commerce Menuju
Daya Saing Gorontalo yang Lebih Baik”, bertempat di Aula BPS Provinsi Gorontalo.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan sumbangan pemikiran terhadap
pembangunan ekonomi khususnya di Provinsi Gorontalo, serta tercipta sinergi
antara pelaku usaha, pemerintah , dan masyarakat untuk membangun perekonomian
Gorontalo.
Kegiatan webinar tersebut diselenggarakan secara daring, dengan keynote
speaker
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS
RI, Setianto serta
menghadirkan 3 narasumber diantaranya Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Gorontalo, Budi Widihartanto, Head
of Regional Corporate Affairs Gojek, Mulawarman, dan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Muhammad Amir
Arham.
Mengawali kegiatan webinar tersebut,
Kepala BPS Provinsi Gorontalo Herum Fajarwati memberikan sambutan untuk para
tamu undangan. Beliau menyampaikan berdasarkan
data Potensi Desa 2019, dari
734 desa/kelurahan di Provinsi Gorontalo, hanya 41 desa/kelurahan (9,7%) yang belum
ada akses internet.
Acara webinar dibuka secara
resmi oleh Setianto.
Dalam kesempatan tersebut beliau menjelaskan bahwa tanpa disadari,
kita juga telah berkontrubusi dalam e-commerce,
seperti transaksi perbankan, belanja online dan sebagainya. Jika mengacu
konsep dan definisi, e-commerce adalah transaksi bisnis oleh pelaku ekonomi (individu, rumah tangga
maupun organisasi, perusahaan, LNPRT, Pemerintah). “Kunci keberhasilan dalam
pengembangan e-commerce adalah
kesiapan masyarakat serta perlunya kepercayaan antara pembeli dan penjual. Jika
sudah menjadi kebiasaan dalam masyarakat, akan mudah untuk mengembangkan e-commerce
di sebuah wilayah.” imbuh Setianto.
Dalam pemaparannya,
Budi Widihartanto, selaku Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Gorontalo menjelaskan pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo untuk
pertama kalinya mengalami kontraksi sebesar 0,27% pada triwulan II tahun 2020
sebagai dampak pandemic covid-19.
Total anggaran belanja dan transfer pemerintah di Gorontalo
tahun 2020 secara total mencapai Rp11, 7 triliun menurun dari tahun sebelumnya,
dengan realisasi kumulatif tahun 2020 sebesar 39,7% terhadap pagu anggaran. Pandemi covid-19 telah menyebabkan perlambatan
kinerja penyaluran kredit. Perbankan di Gorontalo mulai mengalami tekanan
seiring kinerja pertumbuhan perekonomian Gorontalo yang terkontraksi. Meskipun
profit risiko kredit sampai dengan Juli 2020 tetap terjaga dengan risiko kredit
(NPL) tercatat 2,44%. “Pasca PSBB, mobilitas masyarakat Gorontalo pada triwulan
III 2020 kembali menunjukan peningkatan sejalan dengan diberlakukannya Adaptasi
Kebiasaan Baru (AKB). Google mobility report menunjukkan peningkatan
mobilitas masyarakat Gorontalo pada 1 September
2020 yang tertinggi terjadi di area taman sebesar 41%, Retail & Wisata
sebesar 20% serta toko & farmasi sebesar 14%. Sedangkan mobilitas
masyarakat Gorontalo di Perkantoran masih menunjukan penurunan hingga -15%.
Data tersebut merupakan data perubahan setiap hari yang dibandingkan dengan
waktu awal atau baseline. Baseline merupakan waktu median dalam
periode 3 Jan s.d 6 Feb 2020.”, jelas Budi Widihartanto.
Selanjutnya pemaparan materi kedua
disampaikan oleh Mulawarman, Head of Regional Corporate Affairs Gojek
Indonesia. Menurut gojek, e-commerce
adalah bagaimana esensi UMKM. Terdapat lebih
dari 60 juta UMKM di Indonesia,
sehingga sebisa mungkin memanfaatkan e-commerce.
Selama pandemi berlangsung terjadi perubahan perilaku masyarakat dimana mereka
lebih memilih makanan rumah ketimbang membeli di luar, yang meningkatkan
transaksi Go Food sebesar 20% rentang Maret-Mei 2020. “Gojek meningkatkan upaya
untuk membantu UMKM di tengah pandemi dengan sosialisai, promosi dan standar
pelayanan dan operasi yang sesuai dengan protokol kesahatan yang berlaku untuk
seluruh mitra driver se-Indonesia” kata Mulawarman. Beliau juga menambahkan
tantangan yang sering dihadapi UMKM adalah tantangan pemasaran, operasional,
dan penjualan.
Materi
terakhir disampaikan oleh Dekan Fakultas Ekonomi UNG, Muhammad Amir Arham.
Pemerintah Provinsi
Gorontalo sangat mengandalkan sektor pertanian. Dikaitkan dengan perilaku ekonomi modern,
jika perekonomian diinginkan lebih cepat tumbuh maka idealnya adalah dalam sektor pertanian. Jika
dilihat berdasarkan perilaku 10
tahun terakhir, terdapat peningkatan pada sektor pertanian dibandingkan dengan
sektor industri. Hal ini dapat diartikan bahwa masyarakat Gorontalo belum dapat
dipisahkan dari
pertanian tradisional. Pemerintah masih perlu memperkuat kegiatan-kegiatan
dalam sektor pertanian. “Pada perkembangan ekonomi dimasa pandemi Covid-19 di
Gorontalo terjadi penurunan pada pertumbuhan pertanian, sedangkan pertumbuhan
dalam jasa listrik dan gas mencapai 14.83%.”, jelas Muhammad Amir Arham. []
(vil/pras/kin)