Untuk permintaan data maupun konsultasi dapat dilakukan dengan berkunjung langsung ke Pelayanan Statistik Terpadu BPS Provinsi Gorontalo (08.00-15.30 WITA), atau melalui layanan online Whatsapp (chat only) 0811-431-0075, email: pstgorontalo@bps.go.id atau bps7500@bps.go.id, layanan konsultasi online: s.bps.go.id/lakustik
Knowledge Sharing dengan BAPPEDA Kabupaten Bone Bolango
9 April 2021 | Kegiatan Statistik
Jumat 9 April 2021, bertempat di Aula BPS Kabupaten Bone
Bolango, knowledge sharing pemahaman indikator statistik dalam
penyusunan RPJMD antara BPS Provinsi Gorontalo dengan Bappeda kabupaten
Bone Bolango digelar. Acara ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan
mengenai data-data BPS yang digunakan pada penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) oleh BAPPEDA Kabupaten Bone
Bolango. Statistisi Ahli Madya BPS Povinsi Gorontalo, Dwi Alwi Astuti
dan Prasaja Arifiyanto berkesempatan menjadi narasumber pada kegiatan
tersebut. Dalam paparannya Alwi menjelaskan mengenai konsep Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE).
Sementara itu, Prasaja menjelaskan tentang indikator-indikator yang
dihasilkan dari Susenas.
Dalam pelaksanaannya, diskusi
berlangsung secara interaktif antara narasumber dan peserta. Menjawab
pertanyaan salah satu peserta perihal penetapan target angka dari data
BPS dalam penyusunan RPJMD lima tahun kedepan, Alwi menjelaskan peran
BPS didalamnya. “Tugas BPS adalah memotret keadaan lapangan bukan
memproyeksi kedepannya seperti apa. Akan tetapi, langkah pertama yang
dapat diambil dalam penyusunan RPJMD dalam hal ini target pertumbuhan
ekonomi yaitu dengan melihat struktur ekonomi wilayahnya terlebih
dahulu. Dengan begitu, dapat diketahui sektor-sektor apa saja yang
mempunyai kontribusi besar dan bagaimana program pemerintah disektor
itu. Pada akhirnya, penetapan angka indikator pada penyusunan RPJMD
dapat dilakukan” urainya.
“Hal yang sama berlaku juga untuk
data-data lain yang ada di BPS. Misalnya angka kemiskinan yang diperoleh
dari Susenas. Konsep dasar Susenas yang digunakan adalah basic needs
approach. Untuk menurunkan angka kemiskinan secara signifikan tentu
diperlukan komitmen dan kerjasama dari semua pihak” tambah Prasaja.
Diakhir diskusi, Sekretaris BAPPEDA mengungkapkan apresiasi dan rasa
terima kasih atas kegiatan ini. “Saya berharap kegiatan seperti ini
dapat dilaksanakan kembali” tutupnya.