BPS Provinsi Gorontalo menggelar Focus
Group Discussion (FGD) Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) secara daring.
Acara yang dilaksanakan selama dua hari pada tanggal 22-23 April 2021
tersebut, dihadiri oleh berbagai kalangan mulai dari instansi
pemerintah, akademisi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), hingga
politisi. FGD IDI digelar dengan tujuan untuk mengonfirmasi, menelusuri,
serta melengkapi data kuantitatif hasil analisis surat kabar dan
dokumen sehingga diperoleh data IDI yang komprehensif. Acara dibuka oleh
Plt. Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Rudi Cahyono, dan dipandu oleh
Koordinator Fungsi Statistik Sosial, Sutirin.
IDI merupakan
indikator komposit yang menunjukkan tingkat perkembangan demokrasi di
Indonesia. Tingkat capaiannya diukur berdasarkan pelaksanaan dan
perkembangan tiga aspek, sebelas variabel, dan 28 indikator demokrasi.
Adapun
metodologi penghitungan IDI menggunakan empat sumber data yaitu: (1)
reviu surat kabar lokal dengan oplah terbesar, (2) reviu dokumen (Perda,
Pergub, Perbup, Surat Edaran, dsb), (3) Focus Group Discussion (FGD)
untuk mengonfirmasi dan menambah informasi dari stakeholder, dan (4)
wawancara mendalam untuk mengonfirmasi dan menambah informasi dari
narasumber/ahli.
Angka IDI BPS Provinsi Gorontalo menunjukkan
bahwa sejak tahun 2010 hingga 2019, tingkat demokrasi di Gorontalo
mengalami dinamika dan secara umum dalam kategori Sedang. Pada periode
tahun 2010 hingga 2013, angka IDI Gorontalo berfluktuasi di kisaran
angka 60-an, sementara pada periode tahun 2014–2019, angka IDI Gorontalo
berada di kisaran angka 70-an. IDI Gorontalo tahun 2019 berkategori
sedang, dengan capaian 76.29, atau naik 3.7 poin dibandingkan tahun
2018.