Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhamad
Mukhanif, didampingi Koordinator Fungsi Statistik Distribusi, Abd. Asman,
berkesempatan menjadi narasumber pada dialog interaktif Pro Aspirasi bertema
“Pengendalian Inflasi Kota Gorontalo”. Bertempat di Studio RRI Gorontalo Pro 1
Dialog interaktif dipandu oleh host, Budi Akanto (02/09).
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo
mencatat pada Bulan Agustus 2021, Kota Gorontalo mengalami penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 107,07 di Bulan Juli 2021 menjadi 106,9 di
Bulan Agustus 2021, perubahan ini menyebabkan deflasi/penurunan
indeks sebesar -0,16 persen. “artinya
rata-rata harga komoditas-komoditas yang kita hitung mengalami penurunan di
bulan Agustus." ucap Mukhanif.
Mengenai
penyebab deflasi Mukhanif menjelaskan bahwa menurut komponen hitungan,
penurunan harga pada komoditi strategis pada sub kelompok makanan, minuman, dan
tembakau, yaitu rica (cabe) memiliki pengaruh besar pada penurunan IHK atau
deflasi di Kota Gorontalo. “Di Kota Gorontalo Rica memiliki pengaruh paling besar
pada penurunan indeks harga konsumen.”, tambah Mukhanif.
Mukhanif menjelaskan bahwa perubahan harga
yang baik adalah prubahan yang tidak terlalu drastis, sehingga daya beli
masyarakat maupun nilai tukar petani dan pedagang dapat terjaga stabil. “Yang perlu kita jaga adalah jangan
sampai ada kelangkaan, sehingga masyarakat menjerit ’kok susah’ dan itu akan
berakibat pada kenaikan harga. Tetapi jangan sampai ada penumpukan, yang
berakibat pada jatuhnya harga. Yang kita harapkan adalah harga komoditas
strategis yang stabil” tandasnya.
Mukhanif juga menjelaskan bahwa kenaikan harga
di Kota Gorontalo sebelum Bulan Agustus 2021 sudah mengalami kenaikan tinggi.
Secara akumulasi dari Januari hingga bulan Agustus kenaikan harga di Kota
Gorontalo mencapai 2.38 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan inflasi
kalender nasional yang mencapai 0.84 persen. Artinya kenaikan harga di
Gorontalo sudah mengakumulasi kenaikan harga yang cukup tinggi pada bulan
sebelumnya, sehingga adanya deflasi di Bulan Agustus dapat menjadi titik balik
untuk kembalinya kenaikan harga ke titik yang lebih stabil.
Sementara itu Asman menjelaskan penghitungan
inflasi di Kota Gorontalo dilakukan dengan memantau 339 komoditas setiap
bulannya. “339 komoditas yang dipantau dalam penghitungan inflasi merupakan
komoditas-komoditas yang tidak asal comot, melainkan merupakan hasil survei
biaya hidup di Kota Gorontalo pada tahun 2018 yang kita jadikan dasar untuk
memilih komoditas-komoditas yang terbagi dalam 11 subkelompok yang akan kita
pantau setiap bulannya. mulai dari makanan, minuman dan tembakau, pakaian,
perumahan, pendidikan, kesehatan, komunikasi dan informasi, transportasi, dan
sebagainya” ujar Asman.
“Untuk pemantauannya pun terbagi. Komoditas
yang volatile seperti bawang, rica tomat, dilakukan pemantauan setiap satu minggu
sekali. Untuk komoditas yang pergerakannya tidak terlalu besar seperti bebrapa
komoditas bahan makanan dan kebutuhan rumahtangga dilakukan pemantauan setiap dua minggu sekali. Ada juga komoditas
yang pemantauannya dilakukan setiap satu bulan sekali misalnya sandang dan bahan
bangunan”, tambahnya.
Di penghujung acara Mukhanif berpesan kepada
seluruh pendengar untuk memberikan data yang jujur dan apa adanya kepada
survei-survei yang dilaksanakan BPS, sehingga potret data yang dihasilkan BPS pun
akurat.