Release Date | : | March 1, 2016 |
File Size | : | 0.62 MB |
Abstract
Pada bulan Februari 2016, NTP (NTP Umum) Provinsi Gorontalo tercatat sebesar 105,30 yang mengalami kenaikan sebesar 0,62 persen bila dibandingkan keadaan bulan Januari 2016 yang tercatat sebesar 104,65. NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 110,13 untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P), 119,50 untuk Subsektor Hortikultura (NTP-H), 94,21 untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R), 101,06 untuk Subsektor Peternakan (NTP-T) dan 99,63 untuk Subsektor Perikanan (NTN).
Dari 10 provinsi di Kawasan Timur Indonesia 5 (lima) provinsi yang NTP-nya berada di atas angka 100. NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Sulawesi Selatan dengan nilai sebesar 106,27 yang diikuti Provinsi Sulawesi Barat sebesar 106,04, Provinsi Gorontalo sebesar 105,30, Provinsi Maluku Utara sebesar 104,18, dan Provinsi Maluku sebesar 103,83. Nilai Tukar Petani terendah terjadi pada Provinsi Papua sebesar 95,98 diikuti Provinsi Sulawesi Utara sebesar 97,47, Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 99,08, Provinsi Papua Barat sebesar 99,29, dan Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 99,87. NTP nasional sebesar 102,23 mengalami penurunan sebesar 0,31 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 102,55.
Pada Februari 2016, terjadi deflasi di daerah perdesaan di Provinsi Gorontalo sebesar 0,03 persen. Deflasi terjadi karena adanya penurunan indeks harga pada kelompok konsumsi rumah tangga yaitu bahan makanan sebesar -0,45 persen, makanan jadi 0,93, perumahan 0,37 persen, sandang -0,03 persen, kesehatan 0,33 persen, pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,06 persen, dan transportasi dan komunikasi sebesar -0,22 persen.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Gorontalo pada Februari 2016 sebesar 117,65 atau naik sebesar 0,56 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.