Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo Mukhamad Mukhanif, menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idulfitri 2024 di hotel Grand Q Kota Gorontalo, Jumat (8/3/24). Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo tersebut bertujuan untuk mengendalikan inflasi di Provinsi Gorontalo tahun 2024.
Selain dihadiri oleh Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo, Sofian Ibrahim, acara ini juga dihadiri para narasumber lainnya, yaitu Direktur SPHP-BAPANAS Kementerian Pertanian, Perum Bulog Gorontalo, kepala bidang teknis dan UPTD pengawasan Pangan dan stakeholder terkait lainnya.
Dalam sambutanya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo Ramdan Pade mengatakan bahwa kondisi inflasi di Gorontalo saat ini termasuk tertinggi secara nasional, dan penyebabnya tak lain adalah kenaikan harga pangan, khususnya beras jelang hari besar keagamaan. Sehingga nya untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan harga bahan pangan di pasar, dilaksanakan rapat koordinasi guna untuk membahas langkah-langkah strategis yang mengahdirkan seluruh OPD pemerintah kabupaten/kota.
“Rakor ini menjadi pertemuan yang dilakukan dinas ketahanan pangan untuk menanggulangi Inflasi, Sebelumnya pemerintah sudah ada beberapa langkah yang dilakukan di dalam mengendalikan inflasi seperti mengadakan gerakan pasar murah. Tapi memang langkah-langkah ini tidak banyak berdampak langsung kepada warga. Jadi melalui rakor ini diharapkan dapat melahirkan solusi ataupun jalan keluar, dalam mengantisipasi terjadinya lonjakan ataupun kelangkaan harga pangan”,ungkap Ramdan Pade.
Dalam paparannya Kepala BPS Provinsi Gorontalo Mukhamad Muknaif menyampaikan bahwa inflasi terjadi pada awal menjelang Ramadan dan Hari Raya Idulfitri. Komoditas makanan yang paling utama menyebabkan inflasi Februari 2024 adalah beras, daun bawang, daging ayam ras, dan kue basah.
“Kalau kita lihat puncak-puncak yang terjadi secara historis, memang puncak inflasi terjadi setiap akhir tahun, bulan Ramadan atau Hari Raya Idulfitri. Oleh sebab itu,
pada saat kita menjelang bulan Maret dan April 2024 tentunya kita mulai antisipasi dari awal, sehingga nanti di bulan Ramadan dan Hari Raya tahun ini mudah-mudahan tekanan inflasi tidak terlalu besar seperti pada Idul fitri tahun 2023 yang digambarkan melambat” ujar Mukhamad Mukhanif.