Bertempat, di Ballroom Hotel Aston Gorontalo, pada Kamis 11 Februari 2021
Bappeda Provinsi Gorontalo menggelar Forum Konsultasi Publik Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) Provinsi Gorontalo tahun 2022. Acara yang diketuai oleh Kepala
Bappeda Provinsi Gorontalo, Budiyanto Sidiki, dibuka langsung oleh Wakil
Gubernur Gorontalo, Idris Rahim. Berkonsep diskusi panel, acara menghadirkan
narasumber Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, Paris RA Jusuf, Kepala BPS Provinsi
Gorontalo yang diwakili oleh Koordinator Fungsi Statistik Nerwilis, Adam
Sofian, dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo yang diwakili
oleh Deputi Kepala Perwakilan, Akmaluddin Suangkupon.
Pada kesempatan tersebut ada beberapa hal yang disampaikan Adam terkait
dengan capaian indikator makro pembangunan provinsi Gorontalo tahun 2020. ”Pertumbuhan
ekonomi Gorontalo selama tahun 2020 terkontraksi sebesar minus 0,02
persen. Selama ini pertumbuhan ekonomi Gorontalo selalu berada di atas
nasional, jika tahun 2020 ini dibandingkan dengan tahun 2019 juga masih di atas
nasional tetapi sama-sama mengalami kontraksi di bawah nol artinya semua roda
perekonomian secara umum terganggu” paparnya. Tiga sektor yang mendominasi
perekonomian di Gorontalo diantaranya Pertanian, Perdagangan dan Konstruksi.
Selama tahun 2020 ketiga sektor tersebut terkontraksi masing-masing sebesar minus
1,61 persen, minus 1,38 persen dan minus 0,17 persen. Apabila dilihat dari sisi pengeluaran, selama
tahun 2020 konsumsi rumah tangga masih tumbuh positif 0,10 persen. Sedangkan konsumsi rumah tangga di level nasional tumbuh
negatif.
Selain pertumbuhan ekonomi, Adam juga memaparkan kondisi inflasi di
Gorontalo. Inflasi di Gorontalo pada tahun 2020 Gorontalo berada dikisaran 0,81
persen. “Di Januari 2021 inflasi kota Gorontalo mencapai 1,4 pesen. Apabila ini
indikasi dari tingginya permintaan maka ini merupakan kabar baik, artinya
ekonomi di Januari di 2021 sudah mulai bergeliat sehingga harga terdongkrak
naik” tambah Adam.
Sementara itu berkaitan dengan tingkat Pengangguran,
Adam memaparkan bahwa tingkat pengangguran provinsi Gorontalo tahun 2020
mencapai 4,28 persen. Gorontalo termasuk dalam lima provinsi dengan tingkat
pengangguran terendah secara nasional. “Jika dilihat menurut daerah tempat
tinggal, tingkat pengangguran di perkotaan lebih tinggi dibandingkan perdesaan
sedangkan bila dilihat dari tingkat Pendidikan, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
paling tinggi menganggur. Dugaan kami
bahwa mata pelajaran atau kurikulum yang dilakukan di SMK tidak sepenuhnya
terserap oleh dunia usaha. Mungkin nanti yang bisa dikembangkan link and
matchnya secara kurikulum
dengan keperluan dunia usaha” pungkasnya. (rifqah)